Memulai S3 dari "nol": bisakah?

Dulu, ketika saya pertama "nyebur" ke dalam kolam S3, saya kagok sekali karena teman-teman yang lain sangat cadas dan sudah berpengalaman. Sementara saya? Hampir nol, tanpa pengalaman, prestasi saintifik sebelumnya, tanpa S2 sebelumnya. Sempet saya merasa kecewa dan nyesel karena sebelum S3 saya ngga magang jadi aspen dulu.

Tapi, ternyata saya yang mulai dari hampir nol aja pada akhirnya bisa menyelesaikan S3 saya dalam waktu 4 tahun 1 bulan, di Jepang yang lingkungan akademiknya terkenal cukup "keras". Yah tetap dengan pengalaman naik turun dan terseok-seok tentunya. Ternyata, saya juga bisa lho seperti teman yang lain yang udah lebih keren.

memulai dari nol

Kita akan Selalu Memulai dari Nol

Setiap langkah baru, setiap pilihan baru, termasuk ketika kita memulai tingkat pendidikan baru, mau itu S2, S3, atau PPDS untuk para dokter, kita akan selalu memulai dari nol. 

Seorang senior di lab saya dulu pernah berpesan, "akan lebih mudah mengisi cawan yang masih kosong, ketimbang cawan yang sudah berisi penuh". Lebih mudah mengajar orang yang mempersiapkan dirinya untuk diisi ketimbang yang merasa sudah terisi penuh.

Ada beberapa tipe orang yang ketika sudah belajar, cenderung "merasa sudah tahu", atau yang lebih bahaya lagi, "merasa sudah pintar". Meskipun saya merasa bodoh dan ngga berguna kala itu, ternyata cawan saya yang kosong itu malah lebih mudah diisi. 

Nasihat yang sama juga pernah saya dengar dari seorang dokter spesialis (yang juga seorang staf pengajar) yang menceritakan pengalamannya memiliki cawan yang terlalu penuh sehingga ia gagal diterima PPDS. Apparently, the same law works everywhere.

Karena di jenjang pendidikan manapun, kita akan selalu belajar hal baru. Jadi, kalau cawan kita terlalu penuh, dimana kita akan menyimpan pelajaran terbaru tersebut? Karena itu, cawan yang agak-agak kosong, tidak selamanya buruk.

Mulai dari nol bukan berarti tanpa persiapan

Memulai dari nol bukan berarti begitu saja kita nyemplung ya. Saya membaca ulang buku basic biology, mempelajari lagi soal Metode Penelitian, dan tentu saja tentang hal-hal yang berhubungan dengan calon lab saya dulu sebelum memulai S3.

Memulai sesuatu dengan persiapan akan mempermudah kita dalam menangkap hal-hal baru yang diajarkan. Ibaratnya kita melapisi cawan kita dengan sedikit air, tapi tidak memenuhinya. Supaya ngga kaget ketika kita digrojok dengan air dengan aliran keras. 

Perasaan paling penting yang baru saya sadari setelah saya lulus adalah: ketika persiapanmu payah, persiapanmu kurang, it's totally okay. Jangan merasa ciut, takut, dan hilang percaya diri. Masih bisa diperbaiki. Namanya terjun ke sesuatu yang baru, rasanya sulit membuat persiapan kita 100% precise. Yang penting ada usaha disitu.

Karena kalo tanpa persiapan, tanpa usaha, sebenernya itu sudah menunjukkan outcome kita, menunjukkan kira-kira sejauh apa nanti kita bisa berjalan. Dan biasanya ngga akan terlalu jauh.

Tetap, persiapan itu perlu. Yang ngga perlu adalah memenuhi cawanmu sampai penuh dan membawanya ke tingkat pendidikan yang baru.

Semua orang memulai dari titik yang tidak sama: so, why comparing?

Dalam kasus saya, anggaplah saya mulai dari titik 0,5. Tapi ada juga orang lain yang ketika mulai sudah di poin 2. Pada titik akhir, kami sama-sama di titik 10. Selama perjalanan saya membawa pulang +9,5 sedangkan orang lain +8. Jadi, memulai dari titik nol tidak selalu berarti buruk kan?

Mungkin ketika kita pertama menyadari, seperti saya diawal studi dulu, rasanya frustasi sekali. Rasanya saya payah, bodoh, dan ketinggalan sekali. Apalagi melihat sekitar saya yang semua sudah di poin 2. Padahal ngga ada salahnya mulai dari nol. Yang penting kita fokus untuk sampai di titik akhir, dengan membawa sebanyak-banyaknya poin plus.

Dulu saya pernah curcol tentang rasa frustasi membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Padahal, kalo kita membandingkan diri dengan orang yang mulai sudah di poin 2, kalo kata orang, namanya itu ngga apple to apple lah. Membandingkan sesuatu yang ngga comparable ya ngga guna juga donk.

Jadi daripada sibuk membandingkan diri, lebih baik menyiapkan diri untuk mengisi cawan sampe tumpah-tumpah dan mendapat kan poin plusnya sampe mentok! Ya ngga sih?


Jadi, menurut pengalaman saya, jangan pernah merasa rendah diri dan tidak percaya diri hanya karena pengalamanmu, ilmu-mu, masih nol atau nol koma sekian ketika memulai tingkat pendidikan yang baru. Do not focus on that! 

Sebagai orang yang percaya dirinya memulai dari titik nol, tanamkanlah ke diri kita bahwa fokus kita adalah meningkatkan isi cawan sebanyak-banyaknya dan memenuhi poin akhir kita. Satu-satunya yang perlu kita bandingkan adalah poin di akhir dan poin di awal kita, bukan poin orang lain.

Everybody starts different way, finish different way. Just focus on yourself, your development.

Jadi, apakah memulai S3 dari "nol" itu bisa?
BISA.


Posting Komentar

0 Komentar