Japan's Deodorant: tentang produk deodorant ampuh dari Jepang dan gen ABCC11

Summer product line up: UV sunscreen dan deodorant!


Selamat Idul Fitri buat teman-teman tersayang!
Dan selamat datang juga untuk musim panas di Jepang!


Musim panas kali ini bisa jadi musim panas terakhir saya di Jepang, setelah sebelumnya merasakan 3x musim panas selama 3 tahun terakhir ini. Dari situ banyak yang saya pelajari, termasuk soal deodoran Jepang, salah satu senjata penting di musim panas.

Selama 3 tahun di Jepang, saya mencermati kalo mayoritas orang Jepang (cowok, apalagi cewek) jarang banget yang kalo keringetan tu sampe gobyos banget, basah banget, apalagi sampe yang namanya basket alias basah ketek (tidak termasuk dalam keadaan olahraga yak!). Kalaupun ada, biasanya ngga sampe basah banget gitu, bahkan di puncak musim panas sekalipun.

Usut punya usut, ternyata itu ada hubungannya sama gen yang namanya ABCC11 atau ATP-binding cassette C11 gene (read here). Put it simple, gen ini berfungsi mengatur pompa kelenjar apokrin atau kelenjar keringat kita termasuk di daerah armpit atau di ketiak. Nah, menariknya, mayoritas orang Asia Timur (bukan semuanya ya), termasuk Jepang, Korea, dan China, ternyata memiliki gangguan (polimorfisme) pada gen ini, sehingga mereka mensekresi keringat dan prekursor penyebab bau badan lebih sedikit dibanding ras lainnya. 

Apa akibatnya?
Akibatnya, SANGAT SULIT MENCARI DEODORANT YANG OKE DI JEPANG! 
Catet ya.


Nggak terlalu banyak pilihan deodorant di Jepang

Karena mereka literally tidak berkeringat sebanyak (dan sebau) itu! Mayoritas produk deodoran mereka tidak didesain dengan fungsi ganda sebagai de-odorant (anti-bau) dan anti perspirant (anti-berkeringat). Dan beberapa produk mereka memiliki kualitas yang kurang "mumpuni" untuk orang-orang dari ras yang "berkeringat lebih". Dan hal ini sudah banyak dibahas di dalam forum-forum diskusi di internet. Karena --you know lah-- ras tertentu punya masalah keringat dan bau badan yang lumayan berat, dan bagi orang Jepang (karena mereka semacam odorless), kehadiran orang berbau badan menyengat ini akan menjadi gangguan yang serius di masyarakat (misalnya di dalam public transportation seperti bis atau kereta). 

Well, saya sendiri orang Asia Tenggara, dan saya jelas tidak membawa gangguan di gen ABCC11 itu karena lilin telinga atau earwax saya termasuk tipe yang basah (riset menunjukkan bahwa ada hubungan antara gen ABCC11 dengan tipe lilin telinga, read here), sementara tipe earwax orang Jepang adalah tipe yang kering. Yang artinya, sedikit banyak saya juga punya masalah dengan keringat berlebih. Apalagi saya sering cemas soal basket, yang semakin membuat saya basket karena produksi keringat yang dipicu kecemasan. Parah!

Saya sengaja ngga nyetok persediaan deodoran dari Indonesia, karena saya sendiri kurang suka dengan deodoran Indonesia yang kadang malah membuat bau badan jadi aneh dan menyengat, suka menimbulkan noda di baju, dan menimbulkan rasa kurang nyaman di ketiak. Tapi begitu deodoran Indonesia saya habis, saya sempat bingung harus beli deodoran yang mana. Setelah saya melakukan quick research, dan akhirnya, dalam tiga tahun ini saya sudah mencoba beberapa produk deodoran yang direkomendasikan dan menemukan mana yang BENAR-BENAR BISA DIANDALKAN. Apa aja itu? Simak terus.


8x4 deodorant

Ini adalah salah satu deodorant yang pertama kali saya coba. Banyak website yang me-review dan me-rekomendasikan produk ini, karena harganya yang terjangkau (banget) dan mudah didapatkan.
Seri wewangian roll-on 8x4


8x4 sebenernya adalah produk deodorant yang sudah terkenal worldwide, yang dikelola oleh perusahaan yang sama dengan Nivea (Beiersdorf) dan perusahaan Kao di Jepang. Deodorant ini diproduksi baik dalam bentuk roll-on (roll-on cair, bukan stick) maupun spray dan terbagi menjadi produk khusus laki-laki, dan deodorant secara umum (soalnya ngga dikhususkan untuk perempuan hehe^^;). Untuk produk secara umum (karena saya ngga pake produk khusus laki-laki, ya) ada beberapa pilihan wewangian, seperti wangi Sitrus (kuning), Natural Soap (biru), Fresh Flower (pink), atau non-fragrance (hijau) untuk yang menghindari bau-bauan buatan. Saya sendiri sudah pernah mencoba bentuk spray maupun roll-on, mulai dari aroma sitrus, natural soap, dan non-fragrance juga sudah saya coba.  


8x4 in Natural Soap Aroma favorit saya


Komentar saya

Ketika diaplikasikan, cairan deodorant roll-on ini terasa dingin dan segar di ketiak. Cairan roll-on-nya tidak begitu cepat kering, jadi tunggu beberapa saat sampai mengering. Walaupun terasa basah, tapi deodorant ini ngga meninggalkan bercak sama sekali di baju kita. Untuk yang spray, jelas langsung kering, tidak terlalu powdery. Cocok untuk yang ngga ingin nunggu lama-lama sampai ketiak kering.

Kualitas Deodorant? Walaupun murah, deodorant yang satu ini nyatanya beneran punya kemampuan anti-bau yang mumpuni. Aroma badan kita nggak akan berubah jadi aneh walaupun kita pake yang aroma sitrus maupun aroma sabun. Dan ini berlaku untuk bentuk spray maupun roll-on. Keduanya bener-bener meng-cut bau badan kita dan menggantikannya dengan bau yang segar. Personally, saya suka aroma sabun, karena baunya yang segar seolah-olah baru selesai mandi. Sayangnya, efek deodorant-nya kurang long lasting.

Kualitas anti-perspirant? Sama sekali tidak disarankan! Deodorant ini kemampuan anti-perspirant nya bisa dibilang "enol" banget. Bener-bener tidak mengurangi produksi dan tidak memberi rasa kering pada ketiak kita. 

Deonatulle

Nah, yang ini adalah salah satu produk deodorant yang paling recommended dan sudah nangkring di posisi 1 ranking menurut Cosme untuk produk deodorant. Dan produk ini menjadi produk best-selling deodorant di berbagai toko obat atau drugstore di Jepang.
varian product Deonatulle. Pasti sering liat ini kan kalo pas di Jepang?

Berdasarkan website Deonatulle, produk ini sangat efektif dalam menghilangkan bau. Produk ini juga mengandung Alum Stone, yang merupakan bahan alami dengan kemampuan mengecilkan pori-pori untuk mengurangi keringat dan sebagai anti-bakterial untuk mencegah bau.

Deonatulle punya produk deodorant dan juga pencegah bau kaki. Untuk deodorant, hanya tersedia bentuk roll-on dan cream. Kalo 8x4 roll-on-nya cair, kalo Deonatulle roll-on-nya berbentuk stick, ada 3 jenis: soft stone double (warna putih), soft stone double color control (warna hijau), dan crystal stone (untuk yang punya kulit ketiak sensitif--karena tidak mengandung bahan additive). Semua produk Deonatulle ini tidak ada yang mempunyai wewangian. Soal harga, hampir dua kali lipat 8x4. 

Best selling and no.1 Cosme Ranking!

Komentar saya:

Saya menggunakan Deonatulle yang soft stone double yang standard. Ketika di aplikasikan, ada sensasi dingin pada pemakaian pertama (habis itu trus uda adaptasi soalnya hahaha). Meskipun digadang-gadang fragrance free, tapi ketika dicium, Deonatulle ini memiliki aroma seperti aroma mint yang segar. Dan ketika diaplikasikan, ketiak jadi terasa segar. Karena bentuknya powder stick, kita juga ngga perlu nunggu kering setelah pengapliakasian, dan ngga ada rasa powdery yang berlebihan. Bisa dibilang bener-bener nyaman penggunaannya. Pemakaian jangka panjang tidak meninggalkan noda di baju.

Kualitas deodorant? Walaupun ngga punya bau-bauan khusus, tapi deodorant ini ampuh banget. Bau ngga mandi dua hari pun bisa langsung ilang! Dan efek anti-bau badannya ini long lasting. Walaupun kita pas berkeringat lebih, tapi bau badan kita tetap terkontrol dengan baik. Sama sekali ngga merubah aroma badan kita juga.

Kualitas anti-perspirant? Way better than 8x4. Deodorant ini membuat ketiak kita terasa kering karena bentuknya yang berupa stick. Dan efek dingin yang ditimbulkan bikin ketiak kita sangat nyaman. Deodorant ini ngga benar-benar menyetop produksi keringat, hanya membuat ketiak kita kering dan tidak lembab sehingga tidak memancing produksi keringat berlebih (cuma mengurangi lah, tapi tidak menghentikan). 

Ban Ase Block Roll-on

Ini adalah produk deodorant keluaran perusahaan Lion yang diperbaharui tahun 2017 lalu. Produk ini  kini didesain bukan sebagai deodorant dan anti-perspirant semata, melainkan untuk mem-block keringat! (Dari kata Ban = menghentikan dan Ase = keringat).
Macem produck Ban Ase dari Lion (roll on kiri, foot roll on tengah, refresing tissue kanan)

Menurut website Banbanban, sama seperti Deonatulle, mereka memiliki produk untuk ketiak dan kaki. Untuk produk ketiak, mereka punya roll-on dan juga stick deodorant. Ada juga produk tissue refreshing towel untuk mengelap keringat. Untuk deodorant, ada dua tipe, deodorant saja atau deodorant dan sweat blocking. Untuk yang sweat blocking masih terbagi menjadi tipe normal dan premium. Semua jenis deodorant masing-masing punya aroma sabun dan non fragrance. 

Sementara tipe deodorant mempunyai anti perspirant lemah, tipe sweat blocking memiliki anti perspirant yang kuat, apalagi yang seri premium-nya. Deodorant ini menggunakan teknologi nano-ion yang bisa menutup pori-pori di ketiak dan membuat lapisan di permukaan kulit ketiak sehingga produksi keringat tidak hanya berkurang, tapi juga ter-block. Harganya? Sama dengan Deonatulle (bahkan kadang lebih murah) untuk yang tipe premium sekalipun.
Ban Ase Block Roll On Premium Label in Soap Aroma

Komentar saya:

Saya mencoba tipe roll-on seri premium (Ban Ase Block Roll On Premium Label) dengan aroma sabun. Ketika pertama kali diaplikasikan, rasanya semriwing banget di ketiak. Rasanya adem banget! Dan setelah agak mengering, ketiak kita akan terasa sticky, seolah-olah ada satu lapisan yang dibentuk oleh si roll on ini di ketiak kita. Setelah menunggu beberapa saat, barulah kita akan merasa ketiak kita kering seperti dibedak-i, tapi tetap ngga terasa powdery. Meskipun sticky, tapi deodorant ini ngga meninggalkan bekas atau noda di baju.

Kualitas deodorant? Deodorant ini tidak mengubah aroma badan jadi aneh. Kalau aroma 8x4 lumayan terasa kuat, sementara Ban Ase ini aroma sabunnya ngga begitu kerasa. Tapi, sama dengan deodorant lainnya, kualitas anti-bau nya ngga perlu diragukan lagi.

Kualitas anti-perspirant? Yang terbaik yang pernah saya temui! Ini benar-benar yang saya cari! Produksi keringat saya benar-benar berkurang secara signifikan (tapi bukan hilang sama sekali lho ya). Beberapa minggu ini saya merasa ngga separah biasanya. Ketiak tetap terasa kering dan nyaman sepanjang hari. 


Dari ketiga produk deodorant ini, saya menarik kesimpulan bahwa 
  • rata-rata produk deodorant di Jepang ini BENER-BENER AMPUH SEBAGAI DEODORANT. Bener-bener bisa nge-cut bau badan kita jadi hilang begitu aja. Tidak merubah bau.
  • Tidak meninggalkan noda. Berbeda sama merk deodorant di Indonesia yang sampe punya jenis "anti-noda"
  • Kalo butuh anti-perspirant, harus cari yang memang anti-perspirant, bukan sekedar deodorant
Yang jelas saya cukup puas dengan produk-produk deodorant ini, walaupun struggling banget diawal. Saya yang dulu fanatik Rexona, disini sama sekali ngga kepingin nyoba merek Rexena (Rexona-nya Jepang). Buat saya dan teman-teman makhluk South East Asia lainnya yang punya masalah di ketiak, saya yakin deodorant Jepang ini bisa menjadi andalan kita berikutnya.

Selain ketiga deodorant yang menjadi andalan saya sekarang, masih ada deodorant lain seperti Ag Deo24 keluaran Shiseido yang juga direkomendasikan (bakal dicoba kali berikutnya) dan Rifurea Deodorant keluaran Mentholatum (USA) yang juga kepingin saya coba. Mungkin bakal dibahas di kesempatan lainnya.

So, mau coba membuktikan ampuhnya deodorant Jepang?

Posting Komentar

0 Komentar