You Can Be Whatever You Want! Dari pegawai kantoran, sampai jadi saintis di Jepang



Anak IPA sekolahnya ya di jalur Sains. Kalo anak IPS ya sekolahnya di jalur sosial. is that true? Entah sejak jaman kapan kita percaya bahwa kalo ambil jalur A ya harus jadi A, kalo B ya harus B. Kali ini saya mau berbagi kisah dari seorang kenalan saya di Jepang, seorang saintis yang berprestasi, yang membuktikan kalo kamu ambil jalur A, kamu bebas menjadi A atau B atau C atau D.

Mari sebut saja teman saya itu sebagai Mr. K, karena saya belom ijin menulis artikel ini. Mr. K ini adalah teman seangkatan satu fakultas dengan mas pacar saya. Temen makan oyakodon di kantin kampus. Mereka cukup deket, bahkan mas pacar saya kenal sama adik sepupu Mr.K ini yang demen banget anime, alias otaku. Dari jaman kuliah sampe sekarang mereka masih rutin ketemuan buat sekedar hangout dan berbagi cerita. Terakhir, saya bertemu Mr. K bersama dengan mas pacar akhir tahun lalu, dan sampai sekarang kami belum ketemuan lagi karena COVID-19.

Mas pacar dan Mr. K ini sama-sama ambil jurusan Shogakubu, kalo di translate sih jadi jurusan "commerce", jadi anggaplah dari fakultas bisnis, di suatu universitas swasta terkenal di daerah Kansai. Mereka berpisah jalur di tahun akhir karena Mr. K diterima bekerja di sebuah perusahaan kosmetik di area Kansai. 

Karena lulusan fakultas bisnis, Mr. K bekerja di divisi sales di perusahaan kosmetik tersebut. Tugasnya jualan dong pastinya. Tapi Mr. K ini punya ketertarikan dengan riset, termasuk riset di perusahaan kosmetik tempatnya bekerja. Jadi Mr. K sering mampir ke divisi riset produk di perusahaannya. Kadang ikut bantu-bantu disitu. Bahkan saking seringnya nongkrong disana, Mr. K ini tau rahasia-rahasia dari kosmetik mahal dan kosmetik murah (next time kalo ketemu dia lagi, nanti kuminta dia spill lagi rahasia komposisi dari kosmetik mahal lol). Karena sering nongkrong disana, jadilah Mr.K ini ditawari oleh kepala departemen risetnya ini untuk gabung di divisi riset. Lulusan fakultas bisnis lho ya, but hey, ternyata dia bisa masuk divisi riset. Modalnya apa? Curiousity. Dan rasa ketertarikan.




Bekerja di divisi riset ternyata bikin Mr. K ini makin penasaran, makin tertarik. And guess what? Setelah bekerja sekitar 2 tahunan di perusahaan kosmetik tersebut, akhirnya dia apply untuk ambil master, bukan dibidang bisnis, bukan bidang sosial, tapi MASTER of SCIENCE! Ngga tanggung-tanggung, dia daftar di Osaka University, salah satu universitas negeri top di Jepang! Dan masuk ke dalam laboratorium tentang nano-particle dan nano-technology! How cool is that?

Selanjutnya Mr.K menghabiskan waktu 5-6 tahun, and guess what? He finished not just his master, but also PhD! PhD in science! Bayangin, sepanjang kuliah S1 ngga pernah belajar sains sama sekali, cuma modal kerja di bagian riset produk selama 2 tahun, sisanya tinggal kerja keras. Sekarang Mr. K dan tim laboratoriumnya memegang paten untuk beberapa teknologi nano berbasis hydrogen, dan terakhir kali saya dapat kabar dari mas pacar, publikasi Mr. K dan tim laboratoriumnya telah dibukukan dalam sebuah buku tentang nano-technology dan nano-particle! Mr. K sekarang bekerja sebagai post-doc di laboratorium yang sama, dan publikasinya sekarang? Banyak! Bahkan dari nano-particle dan nano-technology, eksperimen Mr. K juga masuk ke ranah kedokteran, termasuk mengembangkan alat-alat kedokteran, seperti alat pacu jantung atau pacemaker dengan teknologi nano yang dia kembangkan. WOW!

Dari seorang jurusan sosial, kemudian loncat ke sains, bahkan sukses di dalamnya. Mr. K buat saya memberi contoh yang jelas tentang kerja keras, tentang ketertarikan dan rasa penasaran, terlebih lagi tentang passion yang mendorong seseorang untuk keluar dari batasnya. Banyak orang yang berpikir bahwa itu mustahil. Nyatanya? Ngga sama sekali. Selama kita memang tertarik, memang seneng, memang passion. Sisanya? KERJA KERAS. 

Kalo kamu punya mimpi yang belum tercapai, dan kalo kamu let it go karena km merasa "ngga sanggup", merasa "terlalu sibuk", merasa "kayanya ngga mungkin", itu cuma pembenaranmu aja karena kamu ngga mau memilih pilihan itu karena itu artinya kamu harus KERJA KERAS, mungkin harus tersiksa, harus pergi dari zona nyaman pastinya.

Dari kisah Mr. K ini saya sadar, bahwa sebenernya kita bisa jadi apapun yang kita mau, asalkan kita serius, kita tau yang kita mau, dan kerja keras.  Walaupun kamu A, kamu masih bisa jadi B, C, maupun D.

Jadi, apakah mimpimu sudah tercapai?

Posting Komentar

0 Komentar