Belajar berbagai bentuk cinta dari K-Drama: My Mister

k-drama my mister

Saya bukan fans K-Drama, tapi belakangan ini emang lagi banyak dicekoki drama korea sama kakak sendiri. Tapi emang cuma beberapa drama aja yang memenuhi ekspektasi no menye-menye dan no lebay, salah satunya adalah K-Drama: My Mister ini.

Synopsis K-Drama: My Mister

K-Drama ini bercerita tentang seorang pegawai senior 40 tahunan dan seorang pegawai outsourcing 20 tahunan yang sama-sama mengalami kesulitan dalam kehidupan mereka. Meskipun persoalan yang mereka hadapi sangat berbeda, tapi pada akhirnya mereka saling menolong hidup satu sama lain dengan cara-cara yang tidak biasa. (Bingung ngga? Baca synopsis-nya disini aja deh)

Opini pribadi

Drama yang dimainkan oleh Lee Sung-kyun (Parasite), IU, dan Lee Ji-ah (the Penthouse) ini mengusung tema yang sedih dan serius dengan dibumbui sedikit komedi. Apalagi kisah problem hidup yang menyedihkan. Meskipun ada tema percintaan dan perselingkuhan disini, tapi ceritanya ngga menye-menye dan ngga lebay.

Buat yang menyukai drama yang happy-happy, drama ini jelas ngga cocok. Karena dari vibenya aja udah suram banget. Drama ini juga kerap menyajikan scene yang entah bikin bete atau malah bikin sedih. 

Nah, yang menarik dari drama ini sebenarnya adalah pesan yang tersampaikan melalui ceritanya. Dari drama ini saya mendapat beberapa kesan yang menarik (possible spoiler ahead though)

k-drama my mister

Cinta tidak harus memiliki

Meskipun pada akhirnya diceritakan bahwa si tokoh utama wanita (IU) jatuh hati kepada si tokoh utama pria (Lee Sung-kyun) yang sudah beristri, tapi si tokoh utama wanita ini ngga berusaha merebutnya. Justru ia menunjukkan rasa cintanya dengan cara yang lain, dengan mati-matian melindungi orang yang disukainya.

Bagaimana si tokoh utama ini mengekspresikan rasa sukanya dengan cara yang lain, ini yang menarik. Bagaimana dia bisa mengendalikan perasaannya, mengakui, dan mengelola perasaannya.

Begitu pula dengan si tokoh utama pria yang sadar bahwa dia tidak mungkin membalas rasa cinta si tokoh utama wanita, dan memilih membalas perasaan itu dengan hal-hal yang baik. Karena membantu dan melindungi orang yang kita sayangi itu juga bentuk cinta.

Cinta terhadap saudara dan keluarga tak kenal usia

Di drama ini kita juga akan disuguhkan kisah 3 bersaudara Park, si tokoh utama Park Dong-hoon, Park Sang-hoon, dan Park Gi-hoon yang sangat akrab. Meskipun sudah berumur, 3 bersaudara ini tetap saling melindungi dan saling membantu. Brotherhood love.

Belum lagi rasa cinta dan sayang yang ditunjukkan si tokoh utama wanita kepada neneknya yang sudah tua dan bisu. Apa yang dilakukan oleh si tokoh utama wanita ini benar-benar 'true act of love'.

Cinta bisa hadir dalam bentuk kekerasan

Ini yang saya lihat dari tokoh Gwang-il, seorang rentenir yang selalu mengganggu dan menyakiti si tokoh utama wanita ini. Awalnya Gwang-il digambarkan sebagai seorang rentenir yang sakit hati karena ayahnya dibunuh oleh si tokoh utama wanita ini. 

Siapa yang sangka bahwa di dalam hatinya, Gwang-il digambarkan menaruh hati pada si wanita ini. Hanya saja dia mengekspresikannya dengan melakukan harassment

Ini juga yang terlihat dari hubungannya Park Gi-hoon dan pacarnya. Entah kenapa si pacar semakin suka meskipun sering di bully sama Park Gi-hoon.


Walaupun tema yang diusung dalam drama ini tetap tentang "cinta", tapi cara penyampaiannya ngga pake menye-menye dan ngga pake lebay-lebay. Ngga ada cinta segitiga yang ngga penting, perebutan cinta tiada berakhir, dan kisah sampingan yang ngga penting.

Apalagi akhir dari drama ini sebetulnya sangat menarik (bagi saya) dan bener-bener merangkum jawaban dari setiap dilema yang ada. 

Jadi, kalau bosen #dirumahaja dan butuh tontonan, saya merekomendasikan drama ini, bahkan untuk non fans K-Drama sekalipun. Karena ini worth watching!

Posting Komentar

0 Komentar