Membeli Cincin Kawin di Jepang: Apa yang berbeda? Wedding DIY [Eps.4]

membeli cincin kawin di Jepang


Yuk mari melanjutkan kembali curcol dan napak tilas yang kemaren. Jangan bosen dulu yaaak. Sekarang saya akan bahas khusus bagian-bagian yang "potensial drama" hahaha. Bagian potensial drama yang pertama adalah: Membeli Cincin Kawin di Jepang.

Sebagai catatan, saya ngga pernah yang namanya beli perhiasan sendiri, apalagi beli cincin. Jujur aja, ngga tau harus memilih cincin kawin seperti apa. Saya cuma tahu kalo sebaiknya tidak berbahan emas, karena tidak boleh untuk pria. Soal bagaimana memilih model, bahannya sebaiknya bahan apa, range harganya berapa, saya bener-bener ngga tahu sama sekali. 

Nah, dari pengalaman beli cincin kawin ber-drama ini saya belajar banyak. Apa aja pelajaran yang bisa kita petik?

Membeli cincin kawin H-19

Nasihat terbaik saya: JANGAN LAKUKAN. Hahaha
Beli cincin kawin, apalagi di Jepang, wajib dilakukan paling engga 1 bulan sebelumnya. Sebelumnya mama mertua sudah mewanti-wanti ketika kami me-resize cincin tunangan. Mama mertua bilang, beli sekalian aja cincin kawinnya. Cuma karena waktu itu pembicaraan pernikahan belum final karena belum acara lamaran, rasanya kok pamali mau membeli cincin. Akhirnya kami menunda. 

Jadi, apakah H-19 ngga memungkinkan?
Masih memungkinkan. Dengan catatan kita ngga bisa order-made. Jadi kita hanya bisa customize dan resize cincin kawin yang memang ada stock-nya. Jadi, kalo ternyata model cincin yang kita inginkan ngga ada stock-nya, ya berarti ngga bisa. 

Pengalaman saya, untuk customizing butuh waktu kira-kira 15 hari. Customizingnya termasuk resize cincin, mengukir inisial, dan memoles si cincin (karena cincin kami bukan cincin order-made melainkan cincin stock). Sebenernya bisa menambah batu kelahiran di dalam cincin-nya for free, tapi kami pilih ngga menambahkan karena ngga guna juga hehe. 


Membeli cincin kawin di Jepang: berdasarkan brand-nya

Karena saya ngga ngerti perihal perhiasan apalagi cincin kawin, saya sempat konsultasi ke kakak saya yang sudah lebih dulu menikah. Mulai dari tips memilih model, bahan, sampai ke budget. Kakak saya sendiri sebenernya memilih bahan emas putih (karena bakal jarang dipake), dengan pertimbangan harga yang stabil. Kakak saya juga mengirimkan berbagai macam model cincin yang beken di Indonesia sebagai referensi dan memberikan informasi budget yang yah lumayan lah. 

Atas: desain Indonesia dari kakak saya
Bawah: desain yang available di Jepang


Tapi begitu saya lihat-lihat opsi cincin kawin di Jepang, ternyata ngga ada yang modelnya seperti di Indonesia. Model cincin di Jepang cenderung simpel, tipis dan bergaya barat. Sementara kakak saya bisa mendesain sendiri model cincin kawinnya di toko emas pilihannya, di Jepang ternyata tidak bisa begitu. 

Tiap-tiap brand punya desain khas-nya sendiri-sendiri, semakin high end brand semakin tiada duanya desainnya, walaupun umumnya tiap brand punya line up basic design yang mirip (umumnya di brand yang menengah). Jadi kita tinggal menyesuaikan budget, memilih brand mana yang range harganya cocok.


line up desain cincin standard yang entah kenapa di brand menengah mesti ada yang begini. Katanya sih paling populer, dan ekonomis. (sumber: website 4doshi)

Beberapa brand populer untuk cincin kawin dengan range harga yang menengah misalnya 4doshi Bridal, menengah keatas seperti Tiffany&co, Niwaka, Tasaki, kemudian yang range harganya lumayan tinggi seperti Mokumeganeya (tapi desainnya unik banget, mirip cincin kawin Indonesia), dan yang tinggi seperti Vancleff&arpels, Bvlgari, Cartier, Harry Winston, dan masih banyak lagi. 

Bagaimana dengan cincin harga menengah kebawah? Biasanya ada di toko online. Saya pribadi ngga menyarankan untuk beli online, lebih baik ke hyakaten atau department store seperti Takashimaya atau Hankyu Department Store supaya bisa milih langsung, termasuk memilih range harga yang pas, karena di department store biasanya punya banyak pilihan brand, dari berbagai range. Kecuali brand yang high-end kayak Harry Winston, biasanya harus ke tokonya sendiri.

Bahan yang tidak bisa customize

Selain model yang terbilang ngga terlalu bisa customize, bahannya juga begitu. Kalau kakak saya bisa pesen ke toko perhiasan: bahannya emas berapa persen, desainnya seperti ini. Disini cenderung bahannya fixed, ga bisa diganggu gugat wkwk. Begitu juga modelnya.

Beberapa pilihan bahan untuk cincin kawin yang umum antara lain emas kuning, emas putih, emas pink (rose gold), dan platina (platinum ini bukan emas putih lho ya). Untuk bahan lain seperti perak ngga terlalu populer (walaupun harganya murah) dan biasanya beli online. 

Sementara palladium dan semacamnya, saya ngga nemu. Untungnya, bahan platina ini standard di Jepang, jadi semua brand pasti punya line up platina+diamond, jadi ketika emas tidak bisa menjadi pilihan (dan perak juga) dan ngga ada bahan lain yang mudah dicari, kami langsung memilih bahan. Biasanya konsentrasi bahannya platina 90, bahkan ada yang mencapai 98, tergantung harga (makin tinggi makin mahal). 

mulai dari Pt95 (purity 95%) sampe perfect platinum (katanya purity 99,9%) ada juga yang emas (K18YG--> yellow gold 18/24 alias purity 75%)

Brand-nya sama, cabang tokonya beda, model cincin bisa berbeda!

Ini yang bikin saya lumayan terkejut.
Saya sendiri memilih 4doshi Bridal. Perusahaan 4doshi sendiri memiliki banyak sub-brand, Canal 4doshi, 4doshi Bridal, dan lain-lain. Tiap sub-brand-nya punya kekhususan sendiri dengan 4doshi Bridal khusus untuk pernikahan. 

Kebetulan sewaktu jadian pertama kali, suami kasih hadiah dari 4doshi lengkap dengan beruang maskot-nya yang bisa bernyanyi. Sejak saat itu brand 4doshi jadi lekat dihati. Makanya, selain karena alasan budget, saya memilih 4doshi karena ingin dapat beruang maskotnya lagi hahaha.

Kami memilih pergi ke Umeda, Osaka untuk beli cincin karena pilihan tokonya variatif. Di Umeda sendiri 4doshi ternyata punya banyak cabang, ada yang di Lucua Department Store, Hankyu Department dan di Grand Front Osaka. Awalnya kami ke Lucua. Disana saya menemukan model kesukaan saya, V-shaped. 

Pertama kali melihat model cincin ini saya langsung jatuh cinta, karena modelnya yang kelihatan ngga biasa, dan entah kenapa, ketika dipakai di tangan saya, dia keliahatan bersinar (ciee). Suami juga suka, karena modelnya ramping, cocok dijari saya yang kecil. 

Untuk model cowoknya saya ngga terlalu suka sebenernya, tapi suami merasa cocok karena tipis (bukan model yang tebel) dan ringan ketika dipake. Ketika saya hampir deal, ternyata si pelayan toko ngga yakin stoknya ada, dan pesanan selesainya mepet sekali dengan jadwal keberangkatan kami ke Tokyo.

Cincin pilihan model V-shape yang mungil, praktis, ringan, ngga terlalu lebay, kalo dipake ngga terlalu mencolok. Harga? Pas di kantong. Karena kami memang bukan tipe yang suka barang mewah, jadi prioritas kami adalah cincin yang modelnya simpel, nyaman, dan ngga terlalu berkilau, plus ramah budget 


Kami pun ngecek ke cabang lain, di Hankyu Department Store. Ternyata, model yang kami incar malah tidak ada disitu! Bahkan cenderung model cincinnya terbatas (karena tokonya kecil). Berikutnya, kami mencoba ke Grand Front. Ternyata, disana tokonya besar! Dan, desainnya sangat variatif. 

Bahkan di cabang Grand Front ini, mereka punya desain khusus pecinta Disney yang ngga ada di cabang lain (sayangnya saya bukan maniak Disney)! Cincin incaran saya pun mereka punya. Mereka bahkan punya desain yang agak berbeda untuk cincin cowoknya (walaupun kami ended up kembali ke pilihan pertama). 

Kalo di cabang Lucua tadi mereka hanya menawarkan kotak cincin customize sebagai plus service mereka, ternyata di cabang Grand Front ini, ada promo boneka beruang maskot yang berpasangan for free! Sudah begitu, kami dapat bonus kotak cincin dengan ukiran nama dan tanggal pernikahan kami hanya dengan menambah 1000yen saja. Entah kenapa, dengan service yang memuaskan, harga yang kami bayar ternyata jadi lebih murah daripada perhitungan ketika di Lucua. Rasanya? PUAS!

Atas: Boneka beruang maskot hasil dapet promo dari si cabang Grand Front, ngga ada di cabang lain
Bawa: Kotak cincin dengan nama yang ditulis dengan laser cut yang juga hanya di cabang yang ini


Kalo cabangnya itu cabang Osaka ama cabang Kobe yang beda, itu bisa dimaklumi ya, kan beda kota. Lha ini cabangnya cuma beda gedung doang, gedungnya sebelahan, sama-sama di area Umeda. Tapi ternyata isinya beda drastis. Lucu kan? Yang lebih menyenangkan, cabang Grand Front ini bisa menyelesaikan pesanan dalam waktu 15 hari, lengkap dengan ukiran nama, kotak cincin customize dan promonya yang yahud!

Dan selesailah petualangan kami hari itu! Untungnya, dalam sekali perjalanan keluar, kami bisa langsung menemukan pilihan yang tepat. Ngga ngerti lagi deh kalo hari itu kami ngga langsung dapet, mungkin pas akad ngga ada cincin nikah.

Intinya, kalau beli cincin kawin, gunakan skala prioritas juga supaya cepat kelar pencariannya! Dalam hal ini prioritas kami adalah budget yang tidak mahal (karena kalo mau beli cincin mahal, mending beli cincin perhiasan aja nanti, ngga perlu cincin kawin), desain yang simpel, nyaman dan (khusus prioritas saya) harus ada diamond-nya tapi ngga yang lebay dan terlalu berkilau plus boneka beruang (agak maksa yang ini). Dengan punya prioritas,  kita ngga akan gampang tergiur dengan yang lain-lain.

Semoga sedikit curhatan ini membantu teman-teman yang akan menikah terutama di Jepang!


Posting Komentar

0 Komentar