5 hal yang bisa kita tiru dari serial The Queen's Gambit



Meniru belajar main catur?
Tentu bukan itu, fegussooo..

Saya sendiri dulu pernah belajar sedikit tentang catur (hanya sekedar ngerti Sicilian defense atau Caro-Khan defense), gara-gara sering main Chess di komputer, tapi ternyata sulit dan tidak seru, sehingga akhirnya saya bosan dan beralih. Yang jelas nonton film ini doang ngga bakal bisa bikin paham teori catur yang (buat saya) membosankan itu.

Jadi, apa sih yang bisa kita tiru?
Sebelum kita kupas, spoiler alert here. Tulisan ini bukan review, tapi jelas mengandung spoiler.

1. Orang sukses adalah orang yang fokus dan bekerja keras untuk meraihnya.

To Beth Harmon, chess is everything. Seolah-olah ngga ada hal lain selain catur. Gimana caranya dia sukses? Fokus hanya ke catur. Hanya catur. Bahkan jatuh cinta dan patah hatinya cuma kayak angin lewat dibandingkan kecintaannya terhadap catur. Sisanya? Kerja keras. Baca buku setiap saat. Baca sebanyak-banyaknya buku. Latihan main catur kapanpun bisa. Meskipun dia dianggap jenius, prodigy, tapi dia ngga bergantung sama talentanya. Dia tetap bekerja keras, banyak berlatih untuk mendapatkan kesuksesannya.

2. Orang sukses adalah orang yang bisa jadi dirinya sendiri.

Ngga perlu aneh-aneh, ngga perlu ikut-ikutan orang. Beth ngga perlu gabung sama klub cewek-cewek populer Apple Pi di sekolahnya untuk jadi populer. Beth juga ngga harus ngelakuin hal-hal yang extra. Cukup fokus ke hal yang dia sukai dan hal yang dia tau betul cara melakukannya. Lama-lama popularitas akan dateng sendiri ke dia. Tanpa melakukan apapun, akhirnya Beth diundang ke klub Apple Pi. 

Beth bahkan menolak dibiayai oleh gereja untuk kompetisinya di Rusia karena Beth mempunyai pandangan yang berbeda. Tapi toh akhirnya dia bisa berangkat dengan bantuan beberapa pihak. She is just being who she is and being yourself is not going to stop you.

3. Jangan minder, percaya diri.

Beth ngga pernah minder walaupun dia harus melawan orang-orang yang jauh lebih tua, jauh lebih berpengalaman. Walaupun kadang terkesan agak sombong, tapi sebenernya dia cuma sedang menjadi dirinya sendiri. Again, she is just being who she is.

4. Kelilingi dirimu dengan teman-teman yang supportif dan biarkanlah dirimu ditolong

Kamu ngga perlu berteman dengan orang-orang yang toxic. Walaupun cuma punya sedikit teman, asalkan mereka supportif ke kita, itu sudah lebih dari cukup. Buat apa punya banyak teman kalau cuma mendorong kita ke jurang toxic

Meskipun kita jenius, kita hebat, dan kita kuat, manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang pada suatu titik pasti membutuhkan orang lain. Jangan menutup dirimu terlalu rapat. Biarkanlah teman-teman (yang bener-bener teman) bisa masuk dan bisa menolongmu. Jangan takut untuk menerima pertolongan. Kalau bener-bener temen, mereka ngga akan asking something in return kok. Karena melihat teman kita sukses, adalah kebahagiaan kita juga sebagai seorang teman. 

5. Jadilah seorang ibu seperti Alma Wheatley

Alma adalah salah satu karakter yang sangat saya sukai dalam serial ini. Kenapa? Karena dia perfect mother? Tentu saja bukan. Tapi karakter Alma berulangkali bikin saya salah tebak. Saya pikir Alma bakal jadi ibu yang jahat, yang memanfaatkan Beth. Bahkan tiap episode saya menanti, "kapan waktunya Alma mengkhianati Beth?", tapi ternyata justru kebalikannya, Alma berhasil menjadi ibu yang baik menurut versi saya.

Alma cuma seorang ibu rumah tangga. Bukan seorang jenius apalagi prodigy. Ngga punya ketertarikan sama catur juga. Tapi dia sedikit demi sedikit mengerti catur demi anaknya. Dia juga hadir di pertandingan catur Beth. Dan setiap kali Beth kalah, Beth sedih, Alma selalu hadir untuk mendengarkan keluh kesah Beth, mendengarkan alur pertandingan catur yang dia ngga begitu ngerti dan membosankan. Kenapa? Because she just want to be there with Beth, to console her. Pernah ngga sih suatu titik dalam hidup kita ngerasa, "Duh, kenapa sih orang-orang ngga paham maksudku? ngga ngerti perasaanku?" In Beth's case, Beth ngga perlu merasakan perasaan kayak gitu, because Alma did not let that happen. Semua orang, apalagi remaja, pasti ingin dimengerti tentunya dan Alma memainkan perannya sebagai ibu dengan tepat disini.

Best relationship ever

Di beberapa bagian emang Alma keliatan seperti Ibu yang "memanfaatkan" anaknya, ibu yang "nggak seperti ibu", dan kesan buruk lainnya. Opini pertama saya pun juga begitu. Tapi seiring berjalannya cerita ternyata saya salah. Meskipun Beth seperti lumbung emas buat Alma, tapi Alma ngga pernah berusaha menguasai Beth, apalagi mengatur Beth. Dia bahkan hanya minta komisi 10% (yang akhirnya dinaikkan jadi 15% oleh Beth sendiri). Satu episode ketika Beth ngga pulang ke rumah karena pesta dengan teman bahasa Rusia, reaksi Alma juga diluar dugaan saya. Alih-alih marah karena lumbung emas-nya "nakal", Alma hanya memberi nasihat saja. Afterall, Beth is just a young woman growing up. So sweet, nggak sih? 

We don't need a romance story if we have chemistry like Beth and Alma. Right?


Sebenernya kalau disuruh milih siapa tokoh paling bagus di miniseri ini, saya akan pilih Alma. Perannya simpel, menghilang ditengah seri, tapi impactnya besar di pembentukkan cerita. Apalagi itu karakter seorang ibu. Karakter Alma sedikit jauh mengingatkan saya bagaimana saya ingin menjadi ibu nanti. Meskipun tidak terhubung darah, tapi hubungan Beth dan Alma sangatlah harmonis. Saya pribadi setuju bahwa water thicker than blood.

Yang menjadikan kita keluarga bukan hanya hubungan darah semata.

Bagaimana dengan teman-teman? 
Lanjut di kolom komentar yuk

Posting Komentar

0 Komentar